Jawa Tengah yakni sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bab tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya yakni Semarang. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah spesial Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas daerahnya 32.548 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga meliputi wilayah Daerah spesial Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang mempunyai budaya yang berbeda dengan suku Jawa mirip suku Sunda di tempat perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Alat Musik Tradisional yang ada di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) antara lain: Bonang, Demung, Gambang, Gamelan, Gender, Gong, Kendang, Kentongan, Kenong, Saron, Siter dan Celempung, Slenthem, Suling atau seruling.
Bonang
Bonang yakni alat musik pukul yang terbuat dari logam-logam mirip kuningan, perunggu, atau besi. Cara memainkannya, bonang dipukul memakai pemukul khusus yang terbuat dari kayu yang dilapisi dengan kain atau karet. Ada 2 jenis bonang, pertama yakni bonang barung yang berukuran lebih besar dan bonang penerus yang berukuran lebih kecil.
Bonang barung - Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah hingga tinggi, yakni salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel. Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan tiba sanggup menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh menciptakan sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
Bonang Penerus - Bonang Penerus yakni bonang yang paling kecil, beroktaf tinggi. Pada teknik tabuhan pipilan, bonang panerus berkecepatan dua kali lipat daripada bonang barung. Walaupun mengantisipasi nada-nada balungan, bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan, alasannya kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya. Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.
Bonang Penerus cara memainkannya yaitu sama persis dengan Bonang Barung. Bonang Penerus hanya tinggal mengikuti kemana alur lagu dari Bonang Barung.
Demung
Demung yakni salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Demung yakni saron yang berukuran besar. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul memakai pemukul khusus. Ada 2 jenis demung yang biasanya dimainkan, yaitu demung Slendro dan demung Pelog. Perbedaan keduanya terletak pada ukuran dan bunyi yang dihasilkan.
Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya mempunyai versi pelog dan slendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan ukuran fisik yang lebih besar. Demung mempunyai wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk mirip palu, lebih besar dan lebih berat daripada tabuh saron.
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara demung 1 dan demung 2, menghasilkan jalinan nada yang bervariasi namun mengikuti rujukan tertentu. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, demung ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras.
Gambang
Gambang yakni alat musik tradisional Jawa Tengah yang terbuat dari materi kayu dan difungsikan sebagai pangrengga lagu. Instrumen ini berbentuk rangkaian 20 bilah nada dimainkan dengan cara dipukul memakai tabung khusus. Irama gambang sanggup menghasilkan irama do re mi fa so la si do.
Gamelan
Gamelan yakni ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda.
Gamelan Jawa yakni ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.
Gender
Gender (dibaca:"gendèr", IPA:gəndɛr) yakni alat musik pukul logam (metalofon) yang menjadi bab dari perangkat gamelan Jawa dan Bali. Alat ini mempunyai 10 hingga 14 bilah logam (kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas, di atas resonator dari bambu atau seng, dan diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari kayu (Bali) atau kayu berlapis kain (Jawa). Nadanya berbeda-beda, tergantung tangga nada yang dipakai. Pada gamelan Jawa yang lengkap terdapat tiga gender: slendro, pelog pathet nem dan lima, dan pelog pathet barang.
Bentuk gender ibarat gangsa pada gamelan Bali dan slenthem pada gamelan Jawa.
Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul, instrumen (waditra) yang terbuat dari perunggu atau logam lain, berbentuk bulat dan besar mirip kuali. Sebagai waditra berpenclon yang sangat besar, gong mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Di atas mistranya diberi variasi ular naga yang dibentuk dari kayu. Dalam kesenian Betawi instrumen gong juga tergabung dalam Gambang Rancag, mengiringi tari Topeng Gong, dan sebagainya. Dipukul dengan alat pemukul yang empuk bunyinya sangat rendah dan bergelombang suara, digantung dengan mempergunakan tali (digayor). Waditra tersebut berfungsi sebagai tanda simpulan kalimat lagu atau sebagai tanda pada bentuk-bentuk gending.
Kendang
Kendang yakni alat musik pukul yang terbuat dari kayu nangka, kelapa atau cempedak. Kulit kerbau sering digunakan untuk bam (permukaan bab yang memancarkan ketukan bernada rendah) sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar yang memancarkan ketukan bernada tinggi). Pada tali kulit yang berbentuk "Y" atau tali rotan, yang sanggup dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar. Semakin kencang tarikan kulitnya, maka semakin tinggi pula bunyi yang dihasilkannya. Cara memainkannya adlah dengan memukul permukaan kulit dengan telapak tangan.
Kenong
Kenong merupakan salah satu alat musik yang menyusun gamelan Jawa. Kenong biasanya dimainkan dengan dipukul oleh satu alat pemukul. Alat ini merupakan pengisi akor atau harmoni dalam permainkan gamelan, kenong berfungsi sebagai penentu batas-batas gatra, menegaskan irama. Kenong juga termasuk dalam alat musik berpencu, namun ukuran lebih besar daripada bonang. Alat ini juga dipukul memakai alat pemukul kayu yang dililitkan kain. Jumlah dalam satu set bervariasi tapi biasanya sekitar 10 buah.
Bentuk - Kenong merupakan unsur instrumen pencon gamelan yang paling gemuk, dibandingkan dengan kempul dan gong yang walaupun besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun pada pangkon berupa kayu keras yang dialasi dengan tali, sehingga pada ketika dipukul kenong tidak akan bergoyang ke samping namun sanggup bergoyang ke atas bawah, sehingga menghasilkan suara. Bentuk kenong yang besar menghasilkan bunyi yang rendah namun nyaring dengan timber yang khas (dalam pendengaran masyarakat Jawa ditangkap berbunyi ning-nong, sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, bunyi kenong mengisi sela-sela antara kempul.
Saron
Saron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Instrumen yang terbuat dari lembaran-lembaran logam ini dimainkan dengan cara dipukul memakai alat pemukul khusus yang terbuat dari kayu.
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya mempunyai versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk mirip palu.
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan.
Dalam memainkan saron, asisten memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, kemudian tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet)
Siter
Siter yakni alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Sumber bunyi yang berasal dari string (kawat) pada instrumen ini menghasilkan nada-nada serasi yang kian memperindah untaian musik gamelan. Ada 2 jenis siter, yaitu siter penerus (kecil) dan clempung (besar).
Siter dan Celempung masing-masing mempunyai 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar mempunyai panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan mempunyai empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik menurut balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).
Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berafiliasi dengan Bahasa Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan.
Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari asisten berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.
Siter dan celempung dengan banyak sekali ukuran yakni instrumen khas Gamelan Siteran, meskipun juga digunakan dalam banyak sekali jenis gamelan lain.
Slenthem
Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan jikalau ditabuh. Beberapa kalangan menamakannya sebagai gender penembung. Seperti halnya pada instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya mempunyai versi slendro dan versi pelog. Wilahan Slenthem Pelog umumnya mempunyai rentang nada C hingga B, sedangkan slenthem slendro mempunyai rentang nada C, D, E, G, A, C'.
Cara memainkan - Cara menabuh slenthem sama mirip menabuh balungan, ricik, ataupun saron. Tangan kanan mengayunkan pemukulnya dan tangan kiri melaksanakan "patet", yaitu menahan getaran yang terjadi pada lembaran logam. Dalam menabuh slenthem lebih diharapkan naluri atau perasaan si penabuh untuk menghasilkan gema ataupun bentuk dengungan yang baik. Pada notasi C, D, E, G misalnya, gema yang dihasilkan ketika menabuh nada C harus hilang sempurna ketika nada D ditabuh, dan begitu seterusnya.
Untuk tempo penabuhan, cara yang digunakan sama mirip halnya jikalau memakai balungan, ricik, dan saron. Namun untuk keadaan tertentu contohnya demung imbal, maka slenthem dimainkan untuk mengisi kekosongan antara nada balungan yang ditabuh lambat dengan menabuh dua kali lipat ketukan balungan. Atau sanggup juga pada kondisi slenthem harus menabuh setengah kali ada balungan alasannya balungan sedang ditabuh cepat, contohnya ketika gendhing Gangsaran pada adegan perangan.
KODE IKLAN 300x 250
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga meliputi wilayah Daerah spesial Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang mempunyai budaya yang berbeda dengan suku Jawa mirip suku Sunda di tempat perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Alat Musik Tradisional yang ada di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) antara lain: Bonang, Demung, Gambang, Gamelan, Gender, Gong, Kendang, Kentongan, Kenong, Saron, Siter dan Celempung, Slenthem, Suling atau seruling.
Bonang
Bonang |
Bonang barung - Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah hingga tinggi, yakni salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel. Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan tiba sanggup menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh menciptakan sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
Bonang Penerus - Bonang Penerus yakni bonang yang paling kecil, beroktaf tinggi. Pada teknik tabuhan pipilan, bonang panerus berkecepatan dua kali lipat daripada bonang barung. Walaupun mengantisipasi nada-nada balungan, bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan, alasannya kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya. Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.
Bonang Penerus cara memainkannya yaitu sama persis dengan Bonang Barung. Bonang Penerus hanya tinggal mengikuti kemana alur lagu dari Bonang Barung.
Demung
Demung |
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara demung 1 dan demung 2, menghasilkan jalinan nada yang bervariasi namun mengikuti rujukan tertentu. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, demung ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras.
Gambang
Gambang |
Gamelan
Gamelan |
Gamelan Jawa yakni ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.
Gender
Gender |
Bentuk gender ibarat gangsa pada gamelan Bali dan slenthem pada gamelan Jawa.
Gong
Gong |
Kendang
Kendang |
Kenong
Kenong |
Bentuk - Kenong merupakan unsur instrumen pencon gamelan yang paling gemuk, dibandingkan dengan kempul dan gong yang walaupun besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun pada pangkon berupa kayu keras yang dialasi dengan tali, sehingga pada ketika dipukul kenong tidak akan bergoyang ke samping namun sanggup bergoyang ke atas bawah, sehingga menghasilkan suara. Bentuk kenong yang besar menghasilkan bunyi yang rendah namun nyaring dengan timber yang khas (dalam pendengaran masyarakat Jawa ditangkap berbunyi ning-nong, sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, bunyi kenong mengisi sela-sela antara kempul.
Saron
Dari kiri-kanan; saron panerus, saron barung, dan demung. |
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya mempunyai versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk mirip palu.
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan.
Dalam memainkan saron, asisten memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, kemudian tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet)
Siter
Celempung dan Siter |
Siter dan Celempung masing-masing mempunyai 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar mempunyai panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan mempunyai empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik menurut balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).
Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari asisten berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.
Siter dan celempung dengan banyak sekali ukuran yakni instrumen khas Gamelan Siteran, meskipun juga digunakan dalam banyak sekali jenis gamelan lain.
Slenthem
Slenthem |
Cara memainkan - Cara menabuh slenthem sama mirip menabuh balungan, ricik, ataupun saron. Tangan kanan mengayunkan pemukulnya dan tangan kiri melaksanakan "patet", yaitu menahan getaran yang terjadi pada lembaran logam. Dalam menabuh slenthem lebih diharapkan naluri atau perasaan si penabuh untuk menghasilkan gema ataupun bentuk dengungan yang baik. Pada notasi C, D, E, G misalnya, gema yang dihasilkan ketika menabuh nada C harus hilang sempurna ketika nada D ditabuh, dan begitu seterusnya.
Untuk tempo penabuhan, cara yang digunakan sama mirip halnya jikalau memakai balungan, ricik, dan saron. Namun untuk keadaan tertentu contohnya demung imbal, maka slenthem dimainkan untuk mengisi kekosongan antara nada balungan yang ditabuh lambat dengan menabuh dua kali lipat ketukan balungan. Atau sanggup juga pada kondisi slenthem harus menabuh setengah kali ada balungan alasannya balungan sedang ditabuh cepat, contohnya ketika gendhing Gangsaran pada adegan perangan.
Berbagai sumber