Jambi (Jawi : جامبي) yaitu sebuah provinsi Indonesia yang terletak di pesisir timur di bab tengah Pulau Sumatera. Jambi yaitu satu dari tiga provinsi di Indonesia yang ibukotanya berjulukan sama dengan nama provinsinya.
Dahulu Jambi merupakan bab dari kerajaan melayu yang berpusat sepanjang sungai batang hari dengan sentra kerajaan di Dharmasraya Sumbar, sejarah mencatat insiden ekspedisi pamalayu dari kerajaan Singosari dan penyerahan arca amongshapasa yang didirikan dipusat kerajaan Melayu Dharmasraya kini tersimpan di museum Nasional Jakarta, awalnya kata melayu bukan merujuk etnis tapi yaitu nama kerjaan yakni Melayu (perbukitan) yang didirikan etnis Minang, seiring waktu kata melayu berubah makna merujuk kepada etnis atau suku yakni orang atau keturunan yang berasal dari wilayah kerajaan melayu untuk merujuk tempat berasalnya Melayu yaitu dari Kerajaan Malayu di Batang Hari Dharmasraya. Bahasa Melayu Jambi sangat menyerupai dengan banda bahasa warga lokal Dharmasraya, termasuk sama menyerupai Melayu Palembang dan Melayu Bengkulu, yaitu berdialek "o".
Seiring berjalannya waktu, kini banyak kesenian tradisional yang dilupakan orang. Nilai seni dan budaya Indonesia yang teramat bermacam-macam kini pelan-pelan mulai terkikis dengan gaya hidup dan perilaku hirau terhadap seni dan kebudayaan. Minimnya pengetahuan akan kesenian tak dimungkiri menjadi alasannya yaitu para generasi muda tak lagi mengenal seni dan budaya yang dimiliki.
Alat Musik Tradisional Provinsi Jambi meliputi: Akordeon, Beduk, Cangor (Gangor), Gambus, Gandai, Gelinggung, Gendang Melayu, Gendang Panjang dua sisi, Genggong, Kelintang Jolo, Kelintang Cangor, Kelintang Kayu, Keromong (Kelintang Perunggu), Kompangan, Marawis, Puput Kayu, Rebana sike, Rebana siam, Serangko, Serdam, Serunai, Sekdu, Suling Bambu, Tabuh, Tetawak.
Akordeon |
Akordeon |
Akordeon yaitu alat musik homogen organ. Akordeon ini relatif kecil dan dimainkan dengan cara digantungkan di badan. Akordeon ditemukan oleh C.F.L. Buschmann dari Berlin, Jerman.
Cara memainkan: Pemusik memainkan tombol-tombol akor dengan jari-jari tangan kiri, sedangkan jari-jari tangan kanannya memainkan melodi lagu yang dibawakan, tetapi pemain yang sudah terlatih sanggup berganti-ganti tangan. Pada ketika dimainkan akordeon didorong dan ditarik untuk menggerakkan udara di dalamnya. Pergerakan udara ini disalurkan ke lidah-lidah akordeon sehingga timbul bunyi.
Akordeon / Akordean merupakan salah satu Nama alat musik yang banyak dimainkan Sumatera Selatan, Provinsi Jambi sebagai pengiring musik traditional.
|
Cangor (Gangor) |
Cangor (Gangor) Cangor yaitu alat musik yang dibentuk dari kayu, dimainkan dengan cara di pukul. Alat musik ini merupakan alat musik tradisional Jambi yang terbuat dari bambu. Cangor merupakan alat musik sitar tabung, termasuk kelompok alat musik idio-kordofon. Alat musik ini biasanya dimainkan sebagai pelepas lelah bagi petani ketika sedang istirahat. Cangor banyak ditemukan di Kabupaten Sarolangun, Merangin, Bungo, Tebo dan Kerinci.
Gambus |
Gambus |
Gambus dibentuk dari kayu, bentuknya menyerupai gitar dengan bab belakang cembung. Pada bab tubuh dipasang tali senar sembilan buah yang diikatkan pada penampang bab ujung gagang, serta lubang bunyi terdiri dari tiga buah. Gambus digunakan oleh suku melayu untuk mengiring lagu yang bersenandung dengan cara memainkan tali gitar.
Gambus yaitu alat musik petik menyerupai mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar hingga paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan dengan cara dipetik sambil diiringi gendang.
Gendang Melayu |
Gendang Melayu |
Gendang termasuk dalam pembagian terstruktur mengenai alat musik perkusi. Gendang terbuat dari kayu denga selaput (membran) yang menghasilkan bunyi jikalau dipukul.
Gendang Melayu Jambi mempunyai karakteristik bentuk maupun bunyi yang khas dibandingkan dengan gendang dari daerah lainnya. Gendang Melayu Jambi terbuat dari bongkot kelapa dan kulit hewan ternak menyerupai kambing. Jalinan rotan berfungsi untuk mengencangkan kulit gendang tersebut. Gendang dimainkan dengan cara dipukul memakai kedua tangan sambil dipeluk dalam posisi duduk. Agar bunyinya lebih nyaring pada lingkaran kulit bab dalam dipasak dengan memakai rotan bulat disebut sentung. Di provinsi Jambi gendang ini lazimnya digunakan untuk polaritme lagu-lagu daerah serta pengiring tari,serta lagu-lagu melayu Jambi lainnya.
|
Gendang Panjang dua sisi |
Gendang Panjang dua sisi Gendang termasuk dalam pembagian terstruktur mengenai alat musik perkusi. Gendang terbuat dari kayu denga selaput (membran) yang menghasilkan bunyi jikalau dipukul.
|
Kelintang Jolo |
Kelintang Jolo Kelintang Jolo yaitu alat musik pukul yang terbuat dari kayu. Terdiri dari lima batang kayu yang digantung dengan tali. Cara memainkanny yaitu dengan dara dipukul memakai dua buah tongkat kayu.
Kelintang Cangor |
Kelintang Cangor |
Kelintang Cangor menyerupai dengan Kelintang Jolo. Kelintang Cangor terbuat dari banbu berupa hasil pengolahan Taman Budaya Jambi pada tahun 1997 oleh Azhar. Bahan yang digunakan yaitu bambu berukuran panjang 40 Cm atau satu ruas bambu dibelah dua, kemudian sembilunya di cungkil menyerupai pada cangor. Cara memainkan instrument ini dipukul dengan memakai dua buah bilah pemukul yang terbuat dari rotan, tangga nada yang digunakan do, re, mi, sol dan la.
Kelintang Kayu |
Kelintang Kayu |
Di Jambi kita juga sanggup menemui alat musik yang disebut Kelintang Kayu. Kelintang kayu juga alat musik tradisional Jambi yang terbuat dari potongan-potongan kayu yang dimainkan dengan cara dipukul. Bentuknya hampir sama dengan gamelan yang ada di Jawa.
Keromong |
Keromong |
Kromong yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dengan pemukul khusus. Alat musik tradisional melayu jambi ini terbuat dari adonan perunggu dengan jenis metal lainnya, mempunyai tangga nada selendro digunakan untuk mengiringi tari dan musik tradisional melayu Jambi.
Kompangan |
Kompangan |
Kompan / Kompangan ialah homogen alat musik tradisional yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Melayu. Kulit kompang biasanya terbuat dari kulit kambing. Alat musik ini berasal dari Arab dan diperkirakan dibawa masuk ke daerah tanah Melayu pada masa Kesultanan Malaka oleh pedagang India Muslim, atau melalui Jawa pada kala ke-13 oleh pedagang Arab. Ada juga yang menyampaikan bahwa kompang berasal dari Parsi dan digunakan untuk menyambut kedatangan Rasulullah S.A.W. pada waktu itu. Selain itu, kompang juga digunakan untuk memberi semangat kepada tentara-tentara Islam ketika berperang. Alat musik ini dibawa ke Nusantara oleh pedagang menyerupai yang dijelaskan sebelumnya. Jenis musik ini menerima sambutan yang baik di kalangan penduduk Rumpun Melayu, khususnya orang Jawa.
Kompangan di Jambi hampir sama dengan Rebana sike, hanya saja Kompangan ini lebih kecil dan lebih pipih bentuknya.
Marawis |
Marawis |
Marawis yaitu alat musik pukul menyerupai rebana namun dengan ukuran yang lebih besar. Biasanya dimainkan dengan cara berkelompok. Bahkan yang terkenal ketika ini disebut-sebut dengan musik marawis atau grup musik marawis.
Marawis yaitu salah satu jenis "band tepuk" dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Musik ini merupakan kerja sama antara kesenian Timur Tengah dan Betawi, dan mempunyai unsur keagamaan yang kental. Itu tercermin dari aneka macam lirik lagu yang dibawakan yang merupakan kebanggaan dan kecintaan kepada Sang Pencipta.
Puput Kayu |
Puput Kayu |
Puput Kayu yaitu homogen alat musik tiup yang terbuat dari kayu. Puput Kayu merupakan alat musik yang homogen dengan serunai yang dilengkapi lidah-lidah sebagai alat bantu tiup, pada tubuh puput kayu terdapat tujuh lubang nada. Puput kayu dimainkan sebagai perhiasan alat kesenian pada ketika mengiringi lagu dan tarian tradisional Jambi.
Rebana sike |
Rebana Sike |
Rebana sike yaitu alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan kulit. Dimainkan dengan cara memukul bab kulit yang diregangkan di kayu yang berbentuk bundaran. Rebana sike hampir sama menyerupai rebana pada umumnya.
Sike berasal dari kata zikir, yang dilakukan dengan memakai alat musik rebana. Pembacaan barzanji menjadi awal terilhaminya tradisi ini sehingga di awal kehadirannya lebih diperuntukkan bagi penyela program perayaan hari besar Islam. Bagi masyarakat Kabupaten Kerinci, Sike rebana dijadikan sebagai media hiburan alternatif untuk ditampilkan ketika pesta pernikahan, kenduri seko (kenduri penobatan Depati dan Ninik Mamak), syukuran setelah panen, dan program turun mandi. Selain pukulan rebana yang teratur, pesike juga dituntut untuk melantunkan lagu-lagu yang telah disesuaikan dari Kitab Barzanji; contohnya lagu Assale, Aiyala, Allahudea, Bisalle, Aeralla, dan Kambehe.
|
Serangko |
Serangko Serangko yaitu homogen alat musik tiup yang terbuat dari tanduk kerbau yang panjangnya mencapai 1 meter hingga 1,5 meter. Di zaman dulu alat musik Serangko ini digunakan oleh komandan perang untuk memperlihatkan komando. Selain itu juga digunakan untuk pemberitahuan ketika ada petaka kematian.
Serdam |
Serdam |
Serdam yaitu homogen alat musik tiup yang serupa suling, terbuat dari bambu kecil yang biasanya mempunyai 4 lubang. Serdam biasanya digunakan untuk mengiringi musik tradisional melayu. Serdam mempunyai bunyi yang unik dan indah.
Sekdu |
Sekdu |
Sekdu adalh Instrumen yang dimainkan dengan cara ditiup, dibentuk dari bambu dengan diamater 1,5 cm. Namun dibagian peniupnya terbuat dari kayu yang biasanya disebut dengan klep peniup. Nada yang dihasilkan oleh Sekdu ini hanya terdiri dari nada do, re, mi, sol dan la, sehingga Sekdu ini disebut alat musik pentatonis atau selendro. Sekdu biasanya digunakan oleh masyarakat melayu bau tanah dalam acara-acara upacara adat.