Gorontalo yaitu sebuah provinsi di Indonesia. Sebelumnya, semenanjung Gorontalo (Hulontalo) merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi kawasan di Era Reformasi, provinsi ini lalu dibuat menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000 dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia. Ibukota Provinsi Gorontalo yaitu Kota Gorontalo (sering disebut juga Kota Hulontalo) yang populer dengan julukan "Kota Serambi Madinah".
Alat Musik Tradisional yang berasal dari kawasan Provinsi Gorontalo meliputi: Marwas, Polopalo, Rebana, dan Gambusi. Berikut ini nama-nama alat musik tradisional gorontalo dan cara memainkannya:
Marwas
Marwas yaitu salah satu alat musik tepuk atau yang sering disebut juga dengan perkusi. Alat musik ini merupakan kerja sama antara kesenian dari Timur Tengah dan Betawi, dan mempunyai unsur keagamaan yang kental. Hal tersebut tercermin dari banyak sekali lirik lagu yang dibawakan oleh alat tersebut yang merupakan kebanggaan dan kecintaan kepada Sang Pencipta. Kesenian marawis berasal dari negara timur tengah terutama dari Yaman. Nama marawis diambil dari nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam kesenian ini. Lagu-lagu yang berirama gambus atau padang pasir dinyanyikan sambil diiringi jenis pukulan tertentu.
Polopalo
Polopalo yaitu alat musik tradisional khas semenanjung Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Polopalo merupakan alat musik jenis idiofon atau golongan alat musik yang sumber bunyinya diproleh dari badannya sendiri. Dalam artian bahwa dikala Polopalo tersebut di pukul atau sebaliknya memperoleh pukulan, bunyinya akan dihasilkan dari proses bergetarnya seluruh tubuh Polopalo tersebut.
Sejarah - Polopalo, alat musik tradisonal Gorontalo yang dulunya sebagai potongan bambu yg dibunyikan untuk mengusir burung pemakan padi di sawah. Polopalo juga dipakai petani sebagai bandul kalung sapi dan dipakai kaum wanita sebagai penggulung benang.
Bahan dasar Polopalo terbuat dari bambu, bentuknya mirip garputala raksasa. Teknik memainkannya yakni dengan memukulkan kebagian anggota tubuh yaitu lutut. Pada perkembangannya, Polopalo mendapat penyempurnaan pada beberapa hal, salah satunya yaitu sekarang Polopalo dibuatkan sebuah pemukul dari kayu yang dilapisi karet semoga mempermudah dan membantu dalam proses memainkan alat musik Polopalo. Hal ini memberi efek selain tidak menciptakan sakit bab anggota tubuh yang dipukul, juga menciptakan Polopalo tersebut berbunyi lebih nyaring.
Perkembangan lainnya alat musik Polopalo di kembangkan dari 2 (nada) menjadi lebih, dalam artian musik Polopalo telah dikembangkan jenis organologinya sehingga menghasilkan beberapa buah alat musik Polopalo dalam bentuk dan nada yang berbeda. Setelah itu Polopalo yang telah menjadi beberapa buah nada tersebut, dimainkan oleh beberapa orang dengan menyesuaikan komposisi yang telah dibuat. Secara otomatis musik Polopalo sudah dapat menghasilkan tangga nada yang dapat kita komposisikan menjadi suatu karya musik (seperti layaknya kelompok musik angklung).
Rebana
Rebana (bahasa Jawa: terbang) yaitu gendang berbentuk bulat dan pipih yang merupakan khas suku melayu. Bingkai berbentuk lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura sering menggunakan rebana bersama gambus dipakai untuk mengiringi tarian zapin. Rebana juga dipakai untuk melantunkan kasidah dan hadroh. Di bumiayu, rebana juga dijadikan sebagai lambang kota tersebut.
Rebana dipakai oleh para leluhur semenjak dahulu sebelum masuknya Islam di Gorontalo dan sebagiannya lagi sesudah masuknya Islam di Gorontalo, pada masa Sultan Amai (1425) dan juga dipakai oleh rakyat Gorontalo untuk mengiringi tarian dan ritual upacara etika lainnya. (Suwardi Bay dan Farha Daulima, 2006).
Gambusi / Gambus
Gambus yaitu alat musik petik mirip mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar hingga paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang.
KODE IKLAN 300x 250
Alat Musik Tradisional yang berasal dari kawasan Provinsi Gorontalo meliputi: Marwas, Polopalo, Rebana, dan Gambusi. Berikut ini nama-nama alat musik tradisional gorontalo dan cara memainkannya:
Marwas
Marwas |
Polopalo
Polopalo |
Sejarah - Polopalo, alat musik tradisonal Gorontalo yang dulunya sebagai potongan bambu yg dibunyikan untuk mengusir burung pemakan padi di sawah. Polopalo juga dipakai petani sebagai bandul kalung sapi dan dipakai kaum wanita sebagai penggulung benang.
Bahan dasar Polopalo terbuat dari bambu, bentuknya mirip garputala raksasa. Teknik memainkannya yakni dengan memukulkan kebagian anggota tubuh yaitu lutut. Pada perkembangannya, Polopalo mendapat penyempurnaan pada beberapa hal, salah satunya yaitu sekarang Polopalo dibuatkan sebuah pemukul dari kayu yang dilapisi karet semoga mempermudah dan membantu dalam proses memainkan alat musik Polopalo. Hal ini memberi efek selain tidak menciptakan sakit bab anggota tubuh yang dipukul, juga menciptakan Polopalo tersebut berbunyi lebih nyaring.
Perkembangan lainnya alat musik Polopalo di kembangkan dari 2 (nada) menjadi lebih, dalam artian musik Polopalo telah dikembangkan jenis organologinya sehingga menghasilkan beberapa buah alat musik Polopalo dalam bentuk dan nada yang berbeda. Setelah itu Polopalo yang telah menjadi beberapa buah nada tersebut, dimainkan oleh beberapa orang dengan menyesuaikan komposisi yang telah dibuat. Secara otomatis musik Polopalo sudah dapat menghasilkan tangga nada yang dapat kita komposisikan menjadi suatu karya musik (seperti layaknya kelompok musik angklung).
Rebana
Rebana |
Rebana dipakai oleh para leluhur semenjak dahulu sebelum masuknya Islam di Gorontalo dan sebagiannya lagi sesudah masuknya Islam di Gorontalo, pada masa Sultan Amai (1425) dan juga dipakai oleh rakyat Gorontalo untuk mengiringi tarian dan ritual upacara etika lainnya. (Suwardi Bay dan Farha Daulima, 2006).
Gambusi / Gambus
Gambus yaitu alat musik petik mirip mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar hingga paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang.
Berbagai Sumber