Bengkulu ialah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Bengkulu. Provinsi ini terletak di bab barat daya Pulau Sumatera. Kebudayaan Bengkulu mempunyai beberapa ciri berbeda alasannya ialah dipengaruhi oleh suku-suku berbeda yakni kebudayaan Bengkulu Selatan/suku Serawai, kebudayaan Rejang dan kebudayaan pesisir.
Alat Musik Tradisional yang ada di tempat Provinsi Bengkulu antara lain: Akordion, Ceger, Doll, Hermanium, Kulintang / Kelintang, Kulintang Kayu, Gambus, Gendang, Gendang Panjang, Genderang Perang, Rebana Kerincing, Redap, Serunai, Serunai Kuningan. Berikut ini klarifikasi mengenai pengertian, gambar, dan sejarah alat musik Bengkulu...
Akordion / Hermanium
Alat musik Akordion berbentuk persegi panjang, bahannya terbuat dari kayu, kertas, alumunium, dan besi. Teknik assembling, dekorasi ukir, ornamen geometris, sulur daun, dan assesoris tombol tiga buah. Cara membunyikannya ialah dengan menekan tombol pembuka lidah-lidah yang bergetar alasannya ialah angin yang dipompa.
Alat musik ini digunakan sebagai alat kesenian tradisional dan ditemukan di Pal VII Kabupaten Rejang Lebong pada bulan Maret 1998.
Ceger
Merupakan talam. Alat musik ini terbuat dari kuningan, bentuknya bulat pipih, dan dimainkan dengan cara dipukul. Ceger digunakan sebagai perlengkapan alat musik Kromong Suku Lembak.
Doll
Alat musik ini sekilas berbentuk mirip beduk. Berbentuk setengah bulat lonjong dan berhiaskan ornamen warna-warni. Dol terbuat dari kayu atau bonggol kelapa yang populer ringan namun besar lengan berkuasa atau kadang juga terbuat dari kayu pohon nangka. Bonggol pohon kelapa dilubangi dan bab atasnya kemudian ditutup kulit sapi atau kulit kambing. Diameter dol terbesar sanggup mencapai 70-125 cm denga
Doll dimainkan dengan cara dipukul, ada 3 teknik dasar memainkan dol, yaitu: disebut suwena, tamatam, dan suwari. Jenis pukulan suwena biasanya untuk suasana berduka cita dengan tempo pukulan lambat; tamatam untuk suasana riang, konstan dan ritmenya cepat; sementara suwari ialah pukulan untuk perjalanan panjang dengan tempo pukulan satu-satu. Dalam pementasan dol, ada intsrumen lain yang ikut mengiringi, mirip tassa (sejenis rebana yang dipukul dengan rotan), dol berukuran kecil, serunai, dan lainnya.
Zaman dahulu, dol hanya dimainkan ketika perayaan Tabot, setiap 1-10 Muharram dalam rangka mengenang wafatnya Imam Hasan dan Imam Husen (cucu Nabi Muhammad saw.) dalam sebuah peperangan di Padang Karbala. Ritual ini selalu dilaksanakan setiap tahun alasannya ialah dipercaya sanggup menghindarkan banyak sekali kesulitan dan wabah penyakit.
Penabuh dol pun bukan sembarang orang melainkan keturunan tabot, yaitu warga Bengkulu keturunan India yang biasa disebut sipai. Dol memang dikenalkan kali pertama oleh masyarakat Muslim India yang tiba ke Indonesia dibawa Pemerintah kolonial Inggris yang ketika itu membangun Benteng Malborough. Mereka kemudian menikah dengan orang lokal Bengkulu dan garis keturunannya dikenal sebagai keluarga tabot. Hingga tahun 1970-an, musik dol hanya boleh dimainkan orang-orang yang mempunyai hubungan darah dengan keluarga tabot tersebut.
Kelintang / Kulintang
Kelintang ialah alat musik pukul yang terbuat dari kuningan dan kayu. Alat musik ini mirip dengan bonang dalam gamelan Jawa, kelintang terdiri dari 4 bonang yang ditempatkan pada rak kayu dan dilengkapi dengan dua pemukul. Alat musik ini khas tempat Rejang Lebong dimainkan pada ketika upacara ijab kabul dan mengiringi tari andun, dan dundang benih (menyemai benih). Kelintang dimainkan dengan cara Dipukul dengan pemukul khusus.
Kulintang Kayu
Alat musik ini dibentuk dari kayu, bentuk empat persegi panjang dengan lima nada. Digunakan bersamaan dengan gendang panjang dan gong sebagai alat musik pengiring tari Gandai dari Bengkulu. Kulintang Kayu ini ditemukan di Muara Dua Bengkulu Selatan pada 28 September 1999.
Gambus
Gambus dibentuk dari kayu, bentuknya mirip gitar dengan bab belakang cembung. Pada bab tubuh dipasang tali senar sembilan buah yang diikatkan pada penampang bab ujung gagang, serta lubang bunyi terdiri dari tiga buah. Gambus digunakan oleh suku melayu untuk mengiring lagu yang bersenandung dengan cara memainkan tali gitar.
Gambus ialah alat musik petik mirip mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar hingga paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan dengan cara dipetik sambil diiringi gendang.
Gendang
Gendang Bengkulu terbuat dari batang kelapa, kulit, kayu, dan rotan. Berbentuk bulat dengan warna putih dan cokelat. Dimainkan dengan cara dipukul. Hingga kini alat musik ini masih sering dimainkan, terutama pada upacara budpekerti dan daur hidup, mirip halnya Sarafal Anam dan lainnya yang bernuansa Islam.
Gendang dari Bengkulu dikenal pula dengan Gendang panjang yang satu kesatuan dengan serunai yang dimainkan pada upacara bimbang gendang di ijab kabul budpekerti Bengkulu, selain itu dimainkan untuk mengiringi penyambutan tamu.
Gendang yang terdapat di Museum Negeri Bengkulu ditemukan di Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Utara, pada 29 Agustus 1994.
Genderang Perang
Di Tropen Museum, alat tabuh khas Bengkulu ini dinamakan alat musik perang (Slaginstrument). Alat musik tradisional jenis ini yang masih sering terlihat ialah alat musik perang jenis Rebana, sering digunakan dalam kegiatan budpekerti masyarakat Bengkulu dan di sekitarnya.
Rebana Kerincing
Rebana Kerincing ialah alat musik yang terbuat dari kulit, kayu, kuningan, dan logam. Bentuknya bulat berwarna cokelat dengan hiasan geometris, serta tiga pasang kuningan sebagai assesoris. Alat musik ini ditemukan di Lawang Agung Kabupaten Bengkulu Selatan pada 5 Maret 1998.
Redap
Redap ialah alat musik yang terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang. Redap serupa dengan rebana, keberadaannya di Bengkulu lebih dahulu dibandingkan dengan dol. Redap dimainkan untuk mengiringi kesenian safaral anam yaitu mengalunkan ayat-ayat suci Al-quran pada ketika upacara bimbang gendang, yang dimainkan bersama dengan serunai dan gendang panjang.
Serunai
Serunai ialah alat musik tiup yang terbuat dari materi baku kuningan dan tempurung kelapa. Bentuknya silinder, satu bagiannya ibarat corong dan terdapat enam buah lubang nada. Serunai digunakan bersamaan dengan gendang panjang sebagai alat musik pengiring beberapa upacara dalam rangkaian upacara perkawinan.
Serunai Kuningan
Bentuknya bulat mirip terompet, mengerucut, dan pangkal melebar. Terbuat dari materi kayu dan kuningan, dengan teknik potong dan rangkai. Serunai Kuningan berfungsi sebagai perlengkapan alat musik tradisional pada ketika upacara budpekerti (perkawinan) menyambut tamu. Serunai Kuningan yang ada di Museum Negeri Bengkulu ditemukan di Desa Sukarami Kabupaten Bengkulu Selatan pada 24 Agustus 1994.
Tassa
Alat Musik Tassa / tessa, terbuat dari tembaga, besi plat atau alumunium, dan juga sanggup dari kuali yang permukaannya ditutup degan kulit kambing yang telah dikeringkan. Alat musik yang berbentuk mirip rebana ini digunakan bersama dengan Dol, untuk program Tabot.
KODE IKLAN 300x 250
Alat Musik Tradisional yang ada di tempat Provinsi Bengkulu antara lain: Akordion, Ceger, Doll, Hermanium, Kulintang / Kelintang, Kulintang Kayu, Gambus, Gendang, Gendang Panjang, Genderang Perang, Rebana Kerincing, Redap, Serunai, Serunai Kuningan. Berikut ini klarifikasi mengenai pengertian, gambar, dan sejarah alat musik Bengkulu...
Akordion / Hermanium
Alat musik Akordion berbentuk persegi panjang, bahannya terbuat dari kayu, kertas, alumunium, dan besi. Teknik assembling, dekorasi ukir, ornamen geometris, sulur daun, dan assesoris tombol tiga buah. Cara membunyikannya ialah dengan menekan tombol pembuka lidah-lidah yang bergetar alasannya ialah angin yang dipompa.
Alat musik ini digunakan sebagai alat kesenian tradisional dan ditemukan di Pal VII Kabupaten Rejang Lebong pada bulan Maret 1998.
Ceger
Merupakan talam. Alat musik ini terbuat dari kuningan, bentuknya bulat pipih, dan dimainkan dengan cara dipukul. Ceger digunakan sebagai perlengkapan alat musik Kromong Suku Lembak.
Doll
Doll |
Doll dimainkan dengan cara dipukul, ada 3 teknik dasar memainkan dol, yaitu: disebut suwena, tamatam, dan suwari. Jenis pukulan suwena biasanya untuk suasana berduka cita dengan tempo pukulan lambat; tamatam untuk suasana riang, konstan dan ritmenya cepat; sementara suwari ialah pukulan untuk perjalanan panjang dengan tempo pukulan satu-satu. Dalam pementasan dol, ada intsrumen lain yang ikut mengiringi, mirip tassa (sejenis rebana yang dipukul dengan rotan), dol berukuran kecil, serunai, dan lainnya.
Zaman dahulu, dol hanya dimainkan ketika perayaan Tabot, setiap 1-10 Muharram dalam rangka mengenang wafatnya Imam Hasan dan Imam Husen (cucu Nabi Muhammad saw.) dalam sebuah peperangan di Padang Karbala. Ritual ini selalu dilaksanakan setiap tahun alasannya ialah dipercaya sanggup menghindarkan banyak sekali kesulitan dan wabah penyakit.
Penabuh dol pun bukan sembarang orang melainkan keturunan tabot, yaitu warga Bengkulu keturunan India yang biasa disebut sipai. Dol memang dikenalkan kali pertama oleh masyarakat Muslim India yang tiba ke Indonesia dibawa Pemerintah kolonial Inggris yang ketika itu membangun Benteng Malborough. Mereka kemudian menikah dengan orang lokal Bengkulu dan garis keturunannya dikenal sebagai keluarga tabot. Hingga tahun 1970-an, musik dol hanya boleh dimainkan orang-orang yang mempunyai hubungan darah dengan keluarga tabot tersebut.
Kelintang / Kulintang
Kelintang |
Kulintang Kayu |
Alat musik ini dibentuk dari kayu, bentuk empat persegi panjang dengan lima nada. Digunakan bersamaan dengan gendang panjang dan gong sebagai alat musik pengiring tari Gandai dari Bengkulu. Kulintang Kayu ini ditemukan di Muara Dua Bengkulu Selatan pada 28 September 1999.
Gambus
Gambus dibentuk dari kayu, bentuknya mirip gitar dengan bab belakang cembung. Pada bab tubuh dipasang tali senar sembilan buah yang diikatkan pada penampang bab ujung gagang, serta lubang bunyi terdiri dari tiga buah. Gambus digunakan oleh suku melayu untuk mengiring lagu yang bersenandung dengan cara memainkan tali gitar.
Gambus ialah alat musik petik mirip mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar hingga paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan dengan cara dipetik sambil diiringi gendang.
Gendang
Gendang panjang |
Gendang dari Bengkulu dikenal pula dengan Gendang panjang yang satu kesatuan dengan serunai yang dimainkan pada upacara bimbang gendang di ijab kabul budpekerti Bengkulu, selain itu dimainkan untuk mengiringi penyambutan tamu.
Genderang Perang |
Gendang yang terdapat di Museum Negeri Bengkulu ditemukan di Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Utara, pada 29 Agustus 1994.
Genderang Perang
Di Tropen Museum, alat tabuh khas Bengkulu ini dinamakan alat musik perang (Slaginstrument). Alat musik tradisional jenis ini yang masih sering terlihat ialah alat musik perang jenis Rebana, sering digunakan dalam kegiatan budpekerti masyarakat Bengkulu dan di sekitarnya.
Rebana Kerincing
Rebana kerincing |
Rebana Kerincing ialah alat musik yang terbuat dari kulit, kayu, kuningan, dan logam. Bentuknya bulat berwarna cokelat dengan hiasan geometris, serta tiga pasang kuningan sebagai assesoris. Alat musik ini ditemukan di Lawang Agung Kabupaten Bengkulu Selatan pada 5 Maret 1998.
Redap
Redap |
Redap ialah alat musik yang terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang. Redap serupa dengan rebana, keberadaannya di Bengkulu lebih dahulu dibandingkan dengan dol. Redap dimainkan untuk mengiringi kesenian safaral anam yaitu mengalunkan ayat-ayat suci Al-quran pada ketika upacara bimbang gendang, yang dimainkan bersama dengan serunai dan gendang panjang.
Serunai
Serunai |
Serunai Kuningan
Serunai Kuningan |
Bentuknya bulat mirip terompet, mengerucut, dan pangkal melebar. Terbuat dari materi kayu dan kuningan, dengan teknik potong dan rangkai. Serunai Kuningan berfungsi sebagai perlengkapan alat musik tradisional pada ketika upacara budpekerti (perkawinan) menyambut tamu. Serunai Kuningan yang ada di Museum Negeri Bengkulu ditemukan di Desa Sukarami Kabupaten Bengkulu Selatan pada 24 Agustus 1994.
Tassa |
Tassa
Alat Musik Tassa / tessa, terbuat dari tembaga, besi plat atau alumunium, dan juga sanggup dari kuali yang permukaannya ditutup degan kulit kambing yang telah dikeringkan. Alat musik yang berbentuk mirip rebana ini digunakan bersama dengan Dol, untuk program Tabot.
Berbagai Sumber