Kalimantan Tengah ialah salah satu sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya ialah Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah mempunyai luas 157.983 km². Berdasarkan sensus tahun 2010, provinsi ini mempunyai populasi 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 pria dan 1.054.721 perempuan. Kalteng mempunyai 13 kabupaten dan 1 kotamadya.
Seni musik yang dikenal di kawasan ini antara lain:
Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meliputi: Babun, Gandang Mara, Gandang Tatau, Garantung (Gong), Garunde, Guriding/Ketong, Kalali atau Suling Panjang, Kangkanung (Kenong), Kangkanong Humbang, Kangkurung, Katambung, Kecapi, Kuriding, Rebab, Salung, Saluang, Sarun, Serunai, Suling Bahalang, Suling Balawung, Tote atau Serupai.
Babun
Babun ialah alat musik berbentuk lingkaran terbuat dari kayu, terdapat lubang ditengah serta tiap sisinya dilapisi dengan kulit kambing. Babun dimainkan dengan cara di pukul mirip halnya kendang.
Gandang Mara
Gandang Mara ialah alat musik perkusi homogen gendang dengan ukuran setengah hingga tigaperempat meter. Bentuk silinder yang terbuat dari kayu dan pada ujung permukaan ditutup kulit rusa yang telah dikeringkan, kemudian diikat rotan biar kencang dan supaya lebih kencang lagi diberi pasak.
Gandang Tatau
Gandang Tatau (gendang tunggal) ialah jenis Gandang yang agak besar dan panjang. Panjangnya sanggup mencapai satu-dua meter dengan garis tengah atau diameter mencapai lebih kurang 40 centimeter.
Pada Gandang Tatau, salah satu kepingan ujungnya dipasang membran yang terbuat dari kulit sapi, rusa atau panganen (ular sawa atau piton) dan pada kepingan pangkalnya dibiarkan terbuka untuk menguatkan bunyi ketika membran ditabuh.
Gandang tatau biasanya dipakai pada upacara-upacara adat, antara lain program tiwah (upacara kematian, Red), bantang, wara dan upacara penyambutan tamu dengan alat musik pengiring lainnya terdiri atas gong sebanyak tiga-lima buah dan seperangkat kangkanong.
Garantung (Gong)
Garantung ialah gong yang terdiri dari lima atau tujuh buah, terbuat dari tembaga. Bunyi yang dihasilkan oleh Garantung berbeda dengan bunyi yang dihasilkan oleh gong yang terdapat dalam gamelan Jawa. Sebagai contoh, bunyi yang dihasilkan oleh gong pada Gamelan Jawa terdengar getaran bunyi lebih panjang, sedangkan pada Garantung getaran bunyi pendek.
Kangkanung (Kenong)
Kangkanung ialah homogen gong dengan ukuran lebih kecil berjumlah lima biji,terbuat dari tembaga.
Kangkanung merupakan homogen instrumen yang juga terdapat di Jawa dengan sebutan Kenong, tapi Kangkanung lebih mengarah pada homogen Bonang jikalau merujuk pada ensemble gamelan, di Bali disebut Reong, di Minang disebut Talempong.
Kangkanung ialah penyebutan yang umum baik bagi suku Dayak Ngaju, Ma'anyan. Taboyan, Lawangan dan Dusun, disebut juga dengan istilah Kanung, sedang di suku Dayak Siang disebut Klentang.
Cara memainkannya hampir sama dengan alat musik homogen dari kawasan lainnya. Jumlah Kangkanung ada 5 buah, yang disusun secara berjejer memanjang diatas rajutan tali di sebuah wadah kotak persegi panjang yang terbuat dari kayu.
Ukuran lingkar Kangkanung kurang lebih 20 cm dan mempunyai tonjolan (bagian yang di pukul) di kepingan atas dengan 3-5 cm.
Nada masing-masing Kangkanung dihasilkan dari tebal tipisnya masing-masing buah Kangkanung, nada tersebut yaitu A, C, D, E, dan G, dengan penjabaran nada pentatonik.
Kangkanung dimainkan dengan cara di pukul dengan dua buah pemukul atau stick, pemukul/stick terbuat dari materi kayu yang kuat. Stick atau pemukul Kangkanung tidak dibentuk benjolan pada ujungnya dan tidak juga dilapisi kain atau karet pada ujung yang bersentuhan dengan Kangkanung.
Bahan Kangkanung terbuat dari adonan timah, tembaga, dan kuningan. Posisi atau perilaku pemain Kangkanung pada ketika memainkannya, dengan perilaku duduk bersila.
Fungsi musik, untuk mengiringi upacara sopan santun ritual Balian, penggunaan Kangkanung untuk upacara Balian dikeranakan bunyi yang dihasilkan Kangkanung sesuai dengan bunyi yang dihasilkan oleh Gelang yang dihentakkan penari Balian (baik Dadas maupun Bawo) di pergelangan tangan mereka.
Kangkanong Humbang
Alat musik ini homogen alat musik yang dibentuk dari bambu yang dirakit dari beberapa batang bambu kemudian dipukul sehingga menghasilkan bunyi.
Katambung
Katambung ialah alat musik perkusi homogen gendang yang biasa dipakai dalam upacara-upacara adat. Ukuran panjang 75 cm terbuat dari kayu ulin dan kepingan yang dipukul dengan telapak tangan terbuat dari kulit ikan buntal yang telah dikeringkan berdiameter 10 cm.
Alat musik ini biasa dipakai oleh masyarakat suku Dayak Ngaju yang tinggal di Kalimantan Tengah dan di perkirakan berkembang sebelum kala 10 Masehi. Bentuk alat musik ini tergolong unik alasannya ialah mirip labu siam atau labu air.
Ketambung dipakai pada upacara besar atau upacara yang berkaitan dengan upacara gawi belom (memotong pantan) dan gawi matey. Pada upacara gawi belom katambung dipakai untuk mengiringi penyambutan tamu, sedangkan pada upacara gawi matey katambung ditabuh pada ketika upacara tiwah (kematian), termasuk pada upacara balian ngarahang tulang (mengangkat tulang belulang), balian tantulak (penguburan), dan balian untung (upacara syukuran sesudah penguburan maupun mengangkat tulang belulang).
Cara Memainkan - Cara memainkan alat musik Katambung yaitu dengan cara menabuh biar katambung mengeluarkan bunyi yang indah. tekniknya yaitu kulit membran di pukul dengan jari tangan kanan. sementara tangan kiri memegang tubuh katambung. atau di letakan di atas pelimping dengan posisi jari-jarinya menjulur kedepan(menjuntai kebawah kulit membran). sedangkan kepingan tengah katambung cukup hanya dengan disanggah. katambung biasanya dimainkan dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 5-7 orang. pamimpinya oleh masayarakat setempat disebut upu.
Kecapi
Kacapi ialah alat musik petik yang terbuat dari kayu ringan. Di masa kemudian tali yang dipakai ialah tengang atau tali liat yang terbuat dari kulit kayu, namun ketika ini tengang sanggup digantikan dengan tali nilon. Dawai tali kecapi sanggup dua, boleh juga tiga. Apabila tali kecapi dipetik nada lagu sanggup diatur. Suara kecapi biasanya untuk mengiringi karungut dan Tari kinyah.
Salung
Salung ialah alat musik tradisional asal Kalimantan Barat yang merupakan alat musik jenis pukul yang terbuat dari bambu atau kayu. Nada yang dihasilkan alat musik salung ini ialah nada do, re, mi, sol, dan la. Salung sama dengan sarun, tetapi salung terbuat dari kayu atau bambu.
Suling Bahalang
Suling Bahalang ialah alat musik tiup mirip suling pada umumnya, terbuat dari bambu dan mempunyai tujuh lubang.
Suling Balawung
Suling Balawung ialah alat musik tiup yang terbuat dari bambu berukuran kecil dengan lima lubang di kepingan bawah dan satu lubang di kepingan atas. Suling Balawang biasa dipakai oleh perempuan.
Tote atau Serupai
Tote atau Serupai ialah alat musik tiup yang terbuat dari buluh kecil yang telah dikeringkan dan ujung sebelah dalamnya diberi lidah. Pada batang dibentuk dua atau tiga buah lubang. Untuk menghasilkan bunyi yang merdu dan menyayat kalbu, tote atau serupai ditiup pada kepingan ujungnya.
Sumber:
KODE IKLAN 300x 250
Seni musik yang dikenal di kawasan ini antara lain:
- Chordophone: Kacapi, Rebab, Sampe
- Idiophone: Berbagai jenis Gong, Kangkanung
- Membranophone: Berbagai jenis Kendang (Gandang), Katambung
Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meliputi: Babun, Gandang Mara, Gandang Tatau, Garantung (Gong), Garunde, Guriding/Ketong, Kalali atau Suling Panjang, Kangkanung (Kenong), Kangkanong Humbang, Kangkurung, Katambung, Kecapi, Kuriding, Rebab, Salung, Saluang, Sarun, Serunai, Suling Bahalang, Suling Balawung, Tote atau Serupai.
Babun
Babun ialah alat musik berbentuk lingkaran terbuat dari kayu, terdapat lubang ditengah serta tiap sisinya dilapisi dengan kulit kambing. Babun dimainkan dengan cara di pukul mirip halnya kendang.
Gandang Mara
Gandang Mara |
Gandang Tatau
Gandang Tatau |
Pada Gandang Tatau, salah satu kepingan ujungnya dipasang membran yang terbuat dari kulit sapi, rusa atau panganen (ular sawa atau piton) dan pada kepingan pangkalnya dibiarkan terbuka untuk menguatkan bunyi ketika membran ditabuh.
Gandang tatau biasanya dipakai pada upacara-upacara adat, antara lain program tiwah (upacara kematian, Red), bantang, wara dan upacara penyambutan tamu dengan alat musik pengiring lainnya terdiri atas gong sebanyak tiga-lima buah dan seperangkat kangkanong.
Garantung (Gong)
Garantung (Gong) |
Kangkanung (Kenong)
Kangkanung (Kenong) |
Kangkanung merupakan homogen instrumen yang juga terdapat di Jawa dengan sebutan Kenong, tapi Kangkanung lebih mengarah pada homogen Bonang jikalau merujuk pada ensemble gamelan, di Bali disebut Reong, di Minang disebut Talempong.
Kangkanung ialah penyebutan yang umum baik bagi suku Dayak Ngaju, Ma'anyan. Taboyan, Lawangan dan Dusun, disebut juga dengan istilah Kanung, sedang di suku Dayak Siang disebut Klentang.
Cara memainkannya hampir sama dengan alat musik homogen dari kawasan lainnya. Jumlah Kangkanung ada 5 buah, yang disusun secara berjejer memanjang diatas rajutan tali di sebuah wadah kotak persegi panjang yang terbuat dari kayu.
Ukuran lingkar Kangkanung kurang lebih 20 cm dan mempunyai tonjolan (bagian yang di pukul) di kepingan atas dengan 3-5 cm.
Nada masing-masing Kangkanung dihasilkan dari tebal tipisnya masing-masing buah Kangkanung, nada tersebut yaitu A, C, D, E, dan G, dengan penjabaran nada pentatonik.
Kangkanung dimainkan dengan cara di pukul dengan dua buah pemukul atau stick, pemukul/stick terbuat dari materi kayu yang kuat. Stick atau pemukul Kangkanung tidak dibentuk benjolan pada ujungnya dan tidak juga dilapisi kain atau karet pada ujung yang bersentuhan dengan Kangkanung.
Bahan Kangkanung terbuat dari adonan timah, tembaga, dan kuningan. Posisi atau perilaku pemain Kangkanung pada ketika memainkannya, dengan perilaku duduk bersila.
Fungsi musik, untuk mengiringi upacara sopan santun ritual Balian, penggunaan Kangkanung untuk upacara Balian dikeranakan bunyi yang dihasilkan Kangkanung sesuai dengan bunyi yang dihasilkan oleh Gelang yang dihentakkan penari Balian (baik Dadas maupun Bawo) di pergelangan tangan mereka.
Kangkanong Humbang
Alat musik ini homogen alat musik yang dibentuk dari bambu yang dirakit dari beberapa batang bambu kemudian dipukul sehingga menghasilkan bunyi.
Katambung
Katambung |
Alat musik ini biasa dipakai oleh masyarakat suku Dayak Ngaju yang tinggal di Kalimantan Tengah dan di perkirakan berkembang sebelum kala 10 Masehi. Bentuk alat musik ini tergolong unik alasannya ialah mirip labu siam atau labu air.
Ketambung dipakai pada upacara besar atau upacara yang berkaitan dengan upacara gawi belom (memotong pantan) dan gawi matey. Pada upacara gawi belom katambung dipakai untuk mengiringi penyambutan tamu, sedangkan pada upacara gawi matey katambung ditabuh pada ketika upacara tiwah (kematian), termasuk pada upacara balian ngarahang tulang (mengangkat tulang belulang), balian tantulak (penguburan), dan balian untung (upacara syukuran sesudah penguburan maupun mengangkat tulang belulang).
Cara Memainkan - Cara memainkan alat musik Katambung yaitu dengan cara menabuh biar katambung mengeluarkan bunyi yang indah. tekniknya yaitu kulit membran di pukul dengan jari tangan kanan. sementara tangan kiri memegang tubuh katambung. atau di letakan di atas pelimping dengan posisi jari-jarinya menjulur kedepan(menjuntai kebawah kulit membran). sedangkan kepingan tengah katambung cukup hanya dengan disanggah. katambung biasanya dimainkan dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 5-7 orang. pamimpinya oleh masayarakat setempat disebut upu.
Kecapi
Kecapi Kalteng |
Salung
Salung ialah alat musik tradisional asal Kalimantan Barat yang merupakan alat musik jenis pukul yang terbuat dari bambu atau kayu. Nada yang dihasilkan alat musik salung ini ialah nada do, re, mi, sol, dan la. Salung sama dengan sarun, tetapi salung terbuat dari kayu atau bambu.
Suling Bahalang
Suling Bahalang |
Suling Balawung
Suling Balawung ialah alat musik tiup yang terbuat dari bambu berukuran kecil dengan lima lubang di kepingan bawah dan satu lubang di kepingan atas. Suling Balawang biasa dipakai oleh perempuan.
Tote atau Serupai ialah alat musik tiup yang terbuat dari buluh kecil yang telah dikeringkan dan ujung sebelah dalamnya diberi lidah. Pada batang dibentuk dua atau tiga buah lubang. Untuk menghasilkan bunyi yang merdu dan menyayat kalbu, tote atau serupai ditiup pada kepingan ujungnya.
Sumber: