KODE IKLAN DFP 1 Langkah-Langkah Menulis Teks Pidato Yang Baik Dan Benar | lagu daerah di indonesia

Langkah-Langkah Menulis Teks Pidato Yang Baik Dan Benar

KODE IKLAN 200x200
KODE IKLAN 336x280
Langkah-langkah Menulis Teks Pidato - Dalam penyusunan teks pidato, hendaknya kata-kata harus jelas, tepat, dan menarik. Hindari kata-kata klise, hati-hati dalam penggunaan kata-kata pungut, hindari vulgarisme dan kata-kata yang tidak sopan. Menurut Keraf (1970:317), biar tidak menyimpang dari apa yang akan dibicarakan, maka akan lebih baik kalau kita mengikuti langkah-langkah menulis teks pidato sebagai berikut.

1) Menentukan Maksud

Setiap gesekan pena selalu memilih topik tertentu yang disampaikan kepada khalayak, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari pembaca atau pendengar. Suatu uraian yang disajikan secara verbal harus pula menetapkan suatu topik yang terang beserta tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan uraian di atas, dalam menulis harus terlebih dahulu memilih maksud dan menetapkan topik.

2) Menganalisa Pendengar dan Situasi

Ada beberapa topik yang mampu dipakai untuk menganalisa pendengar yang akan dihadapi. Pembicara umumnya sudah diberitahu pendengar mana yang akan hadir dalam pertemuan tersebut. Sebab itu sebelum ia menganalisa pendengar berdasarkan beberapa topik khusus, ia harus mulai dengan data-data umum. Data-data umum yang mampu dipakai untuk menganalisa para hadirin adalah: jumlah, kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial. Berdasarkan uraian di atas, sebelum kita menulis teks pidato terlebih dahulu menganalisa pendengar dan situasi terlebih dahulu.

3) Memilih dan Menyempitkan Topik

Memilih dan menyempitkan topik yaitu setiap gesekan pena terlebih dahulu seseorang memilih dan menyempitkan topik yang akan ditulis, yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu daripada pembaca dan pendengar. Untuk memilih topik yang baik harus memperhatikan beberapa aspek berikut:

  1. Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui, kemungkinan untuk memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi.
  2. Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara sendiri. Bila kasus tidak menarik perhatiannya, maka persiapannya merupakan hal yang teramatmenjengkelkan, sehingga selalu timbul bahaya bahwa pada suatu waktu pembicara meninggalkan begitu saja topik tersebut, atau tidak menyiapkan secara mendalam.
  3. Persoalan yang dibicarakan hendaknya menarik pula perhatian pendengar. Bila kasus tersebut sungguh-sungguh menarik perhatian pendengar, maka pembicara tidak akan bersusah payah menjaga biar pendengar-pendengarnya selalu mengarahkan perhatiannya kepada pembicaraannya. Suatu topik mampu menarik perhatian pendengar karena:

  • Topik itu mengenai kasus para pendengar sendiri.
  • Merupakan suatu jalan keluar dari suatu kasus yang tengah dihadapi.
  • Merupakan kasus yang tengah ramai dibicarakan dalam masyarakat, atau kasus yang jarang terjadi.
  • Persoalan yang dibawakan mengandung konflik pendapat
4. Mengumpulkan Bahan

Se sudah memilih dan menyempitkan topik selanjutnya yaitu mengumpulkan bahan. Seperti sudah dikemukakan di atas, penyusunan bahan-bahan dilakukan melalui tiga tahap yaitu mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan secara mendetail. Mengumpulkan materi maksudnya sebelum menulis terlebih dahulu kita persiapkan materi terlebih dahulu sebagai materi untuk menjadi sebuah tulisan.


5. Membuat kerangka uraian

Sebelum menulis, alangkah baiknya membuat kerangka uraian terlebih dahulu supaya tersusun dan alhasil mampu tercapai. Untuk memanfaatkan aspek psikologis tersebut pembicara mampu mempergunakan teknik berikut untuk menyusun materinya:

a. Pertama-tama, dalam episode pengantar uraiannya, ia menawarkan suatu orientasi mengenai apa yang akan diuraikannya, serta bagaimana usaha untuk menjelaskan tiap episode itu. Bila pendengar sudah menerima gambaran dan kesan yang baik mengenai urutan penyajiannya beserta kepentingan materi pembicaraanya, maka mereka akan lebih siap untuk mengikuti uraian itu dengan cermat dan penuh perhatian.

b. Sesudah memasuki uraian, tiap kali pembicara harus menonjolkan bagian-bagian yang penting sebagai sudah dikemukakan pada awal orientasinya. Tiap episode yang ditonjolkan itu kemudian diikuti dengan penjelasan, ilustrasi, atau keterangan-keterangan yang sifatnya kurang penting, tet barahalasannya yaitu sudah ada motivasi, maka setiap pendengar ingin mengetahui perinciannya itu. Demikian dilakukan berulang kali dengan topik-topik penting berikutnya.

c. Pada final uraian, sekali lagi pembicara menawarkan ikhtisar seluruh uraiannya tadi, biar hadirin mampu memperoleh gambaran secara bundar sekali lagi mengenai seluruh kasus yang baru saja selesai dibicarakan itu.

6. Menguraikan secara mendetail

Se sudah membuat kerangka uraian, tahap selanjutnya yaitu menguraikan dari kerangka tersebut secara mendetail menjadi sebuah tulisan. Berapa banyak catatan atau perincian yang dibutuhkan tergantung dari penguasaan atas kerangka yang sudah dibuat. Tahap pertama dari kerangka karangan yang dibuat yaitu episode pengantar atau pembuka maksudnya menawarkan suatu orientasi, gambaran mengenai apa yang akan di bicarakannya. Tahap kedua merupakan isi dari materi yang akan dibicarakan sesuai dengan topik yang dipilih. Tahap ketiga penutup yaitu kesimpulan dari materi yang sudah dibicarakan.

Berdasarkan uraian di atas, mampu disimpulkan bahwa langkah-langkah menulis teks pidato antara lain: 1) Menentukan maksud; 2) Menganalisa pendengar dan situasi; 3) Memilih dan menyempitkan topik; 4) Mengumpulkan bahan; 5) Membuat kerangka uraian; 6) Menguraikan secara mendetail.


Baca Juga :
Kumpulan Contoh Pidato Bah harapanIndonesia Lengkap
 
KODE IKLAN 300x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE IKLAN DFP 2
KODE IKLAN DFP 2